Sabtu, 12 Oktober 2013

Operasi Rahasia Penculikan Ilmuwan NAZI

Ketika perang dunia 2 usai Negara Jerman dan partai Nazi nya sudah pasti hancur dan menyerah kepada sekutu, nah di sini Amerika Serikat menilai sayang sekali jika orang orang Nazi kehilangan nyawanya secara sia sia terutama mereka para ilmuan yang sudah mengembangkan teknologi canggih yang dimiliki Nazi ketika itu.

Menyadari jika para ilmuan Nazi sangat penting untuk kepentingan Amerika Serikat akhirnya melakukan sebuah operasi yang diberi nama Paperclip, operasi Paperclip bertujuan untuk menculik para ilmuan Nazi yang kemudian di Bawa ke Amerika Serikat.

lmuwan-ilmuwan Jerman yang berhasil “dipekerjakan” [Dicuri...!!] itu diantaranya adalah:

(1) Wernher Von Braun, anggota SS Nazi Jerman, ahli roket terkenal V-2. Di Amerika ia membuat roket Saturn V untuk membantu misi Apollo dalam pendaratan manusia di bulan tahun 1969.

(2) Hubertus Strughold, dikenal sebagai “bapak kedokteran ruang angkasa” yang meneliti efek dari temperatur yang sangat rendah pada tubuh manusia di kamp Dachau. Ia menduduki jabatan tinggi di Angkatan Udara Amerika dan NASA. Paperclip,

(3) Dr Herbert A. Wagner, penemu rudal Henschel Hs 293. Pertama kali bekerja di Special Devices Center, New York. Kemudian ia kembali ke Jerman sebagai profesor dan penasihat teknik bidang pertahanan Amerika.

(4) Kurt Blome, dokter yang mengkhususkan diri dalam senjata biologi, yang menguji penemuannya di tahanan Auschwitz. Ia kembali ke Jerman.

(5) Delapan puluh enam insinyur aeronautika, untuk membedah teknologi pesawat Luftwaffe sitaan Amerika dibawah Operasi Lusty (Luftwaffe Secret Technology).

(6) Termasuk kemudian adalah ribuan ahli medis, fisika, kimia, geofisika, bahan bakar sintetis, optik dan sebagainya.

Setelah di Amerika, beberapa ilmuwan diselidiki karena aktivitasnya selama Perang Dunia II. Contohnya Arthur Rudolph yang dideportasi tahun 1984, tetapi tidak dituntut dan Jerman (Jerman Barat) memberikan kewarganegaraannya. Kemudian Georg Rickhey, ia kembali ke Jerman untuk diadili tetapi dibebaskan dan kembali menjadi warga negara Amerika.

Sabtu, 21 September 2013

CEO Apple Sindir Ponsel Murah Seperti Sampah


Jakarta - Digosipkan merilis iPhone murah, Apple nyatanya tetap membanderol mahal ponselnya. iPhone 5S dan 5C yang baru saja mereka rilis masuk kategori ponsel high end.

CEO Apple Tim Cook pun angkat bicara. Ia menyatakan Apple memang tidak memiliki niat untuk masuk ke segmen pasar electronic junk alias sampah dengan harga produk yang murah. Ia tak begitu peduli ponsel yang lebih murah diminati dan memperlemah pangsa pasar iPhone.

"Selalu ada bagian besar untuk sampah di pasaran. Namun kami tidak masuk ke bisnis sampah itu," katanya yang detikINET kutip dari Herald Sun, Jumat (20/9/2013).

"Ada segmen di pasar yang sungguh menginginkan produk yang bisa melakukan banyak hal untuk mereka dan saya ingin berkompetisi dengan gila bagi konsumen seperti itu," tambah Cook.

IPhone 5C yang semula diprediksi berharga murah nyatanya dijual Rp 7 jutaan. Keteguhan Apple untuk tetap menjaga harga mahal iPhone sempat membuat harga sahamnya melorot karena investor cemas pangsa pasar Apple makin tergerus oleh kompetitor yang menawarkan ponsel harga rendah.

"Kami tidak pernah punya keinginan menjual ponsel murah. Tujuan utama kami adalah untuk menjual ponsel hebat dan pengalaman pemakaian yang bagus, dan kami mencari cara melakukannya dengan biaya rendah," jelas Cook.

Ia yakin iPhone akan tetap laris karena ada banyak orang menginginkan ponsel yang hebat. Cook juga mengaku tak ambil pusing dengan naik turunnya saham Apple.

"Saya tidak merasa terlalu euroria jika saham naik dan tidak terlalu cemas jika harganya turun," katanya.

Minggu, 11 Agustus 2013

Menikmati Tokyo dalam Foto Panorama


http://images.detik.com/content/2013/08/01/1277/kbigpic460.jpgTokyo Tower Gigapixel Panorama (360gigapixels)
Jakarta - Foto panorama 360 derajat yang diambil dari atas BT Tower, London menorehkan rekor sebagai foto panorama terbesar di dunia. Dan kini, foto panorama kedua terbesar telah 'lahir'.

Orang yang berada di balik foto yang dimaksud masih sama, yakni Jeffrey Martin, pendiri 360 cities. Ia mengambil bidikan ini dari dek observasi Tokyo Tower.

Foto yang dimaksud memiliki ukuran lebar raksasa 600.000 piksel. Dikutip dariPetaPixel, Kamis (1/8/2013), Martin masih mengandalkan kamera Canon EOS 7D dan bantuan robotik untuk menghasilkan gambar panorama tersebut.

Jika di London ia memakai 7 unit kamera, maka untuk proses di Tokyo ini, ia memakai 1 unit saja. Martin di sini memasangkan kameranya itu dengan lensa 400mm f/5.6 yang lantas diletakkan di atas kepala robotik.
Piranti tersebut diatur untuk bisa bekerja selama 6 jam yang dibagi dalam dua hari. Fakta menarik lainnya, foto panorama ini memiliki panjang 328 kaki dan tinggi 164 kaki jika dicetak dalam resolusi penuh.

Dibutuhkan waktu selama 12 hari untuk 'menjahit' semua foto yang telah dibidik.

Nikon: Kamera Mirrorless di Eropa dan AS Lesu


http://images.detik.com/content/2013/08/11/1277/nikon1j1shadalem.jpgKamera mirrorless Nikon 
Tokyo - Bisnis kamera mirrorless diakui Nikon tengah lesu di Eropa dan Amerika Serikat. Kamera yang menawarkan hasil foto berkualitas dengan bodi yang ringkas ini ternyata kurang diminati, tidak seperti di Asia.
Menjelaskan kondisi di kedua area tersebut, Yasuyuki Okamoto, juru bicara Nikon mengatakan, rasio mirrorless dengan SLR belum tumbuh sama sekali. "Tidak seperti di Asia, di mana kamera ini cukup populer di kalangan wanita karena ringan," jelasnya, seperti kutip dari Reuters, Minggu (11/8/2013) 

Nikon pun berharap bisa melihat kondisi yang lebih baik dari wilayah lain. Membesut kamera mirrorless adalah harapan dari perusahaan asal Jepang ini di tengah anjloknya penjualan kamera compact akibat makin berkualitasnya kamera yang ada di smartphone.

"Orang-orang yang menyukai kamera cenderung membeli SLR, meskipun (SLR) sangat berat," lanjutnya.

Raksasa kamera ini juga telah memangkas prediksi profitnya menjadi 65 miliar yen untuk tahun ini hingga Maret tahun depan. Angka tersebut turun dari prediksi yang dikeluarkan tiga bulan sebelumnya yakni sebesar 85 miliar Yen.

WhatsApp hit 300 million users worldwidely

Jakarta - Meski bermunculan layanan mobile messaging lain, nyatanya WhatsApp belum kehilangan pamornya. Layanan mobile messaging populer ini nyatanya terus memperlihatkan pertumbuhan jumlah penggunanya.

WhatsApp sukses menambah 50 juta pengguna aktif kurang dari dua bulan. Kini, jumlah pengguna aktif bulanannya tembus 300 juta orang. Menyadari persaingan kian ketat, layanan yang sudah berusia empat tahun ini juga memperluas fungsi komunikasinya, tak hanya pesan tertulis. 

"Kami dengan bangga mengumumkan WhatsApp melampaui 300 juta pengguna bulanan di seluruh dunia. Pencapaian yang membuktikan WhatsApp menjadi bagian jaringan komunikasi abad 21," kata juru bicara WhatsApp, seperti dikutip dari Cnet, Rabu (7/8/2013). 

Dalam kesempatan yang sama, WhatsApp juga sekaligus memperkenalkan Voice Messaging. Rencana menghadirkan push to talk button ini mulai diwujudkan WhatsApp secara bertahap. 

"Fitur baru ini memungkinkan konsumen kami dengan cepat dan mudah berkomunikasi secara real time menggunakan voice message, meski mereka terpisah ribuan mil jauhnya," ujar juru bicara tersebut.

Sumber lain melansir, tidak mengejutkan jika WhatsApp pada akhirnya menambahkan fungsi voice ini ke aplikasinya. Pasalnya, layanan messaging lain yang menjadi rivalnya sudah banyak yang membenamkan fungsi ini. Tentunya, WhatsApp tidak mau ketinggalan.

Balon Internet Google Dikritik Bill Gates



Jakarta - Google sedang mengembangkan proyek Project Loon berupa balon dengan akses internet. Tujuannya untuk menyediakan akses internet bagi negara-negara berkembang. Namun inisiatif tersebut dikritik Bill Gates.


"Jika Anda sekarat kena malaria, ketika Anda melihat balon itu, saya tak yakin bagaimana itu bisa menolong Anda. Jika anak terkena diare, tidak ada website yang bisa menyembuhkannya," tukas Bill Gates yang dikutip dariGuardian, Sabtu (10/8/2013).


"Tentu saja saya sangat percaya dengan revolusi digital. Mengkoneksikan pusat kesehatan, sekolah adalah hal bagus. Namun hal seperti itu bukan untuk negara berpendapatan sangat rendah, kecuali Anda melakukan sesuatu untuk malaria," jelas pendiri Microsoft itu.

Gates tampaknya menilai Google kurang melakukan aksi nyata menanggulangi permasalahan kemanusiaan dunia. Ia sendiri dikenal sebagai seorang dermawan yang mendonasikan begitu banyak uang untuk kemanusiaan melalui yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.

Project Loon sendiri diumumkan Google pada bulan Juni lalu. Sebagai uji coba awal, Google meluncurkan 30 balon ke udara yang menyediakan akses internet melalui receiver yang ada di bawah.

"Kami yakin bahwa adalah mungkin membuat jaringan balon yang melayang di udara untuk menyediakan akses internet di bawah," sebut pemimpin proyek, Mike Cassidy.

"Sebagai hasilnya, kami berharap balon tersebut bisa menjadi opsi untuk menkoneksi area terpencil dan membantu komunikasi saat bencana alam. Ide ini mungkin terdengar agak gila, namun ada sains di baliknya," tambah dia.

iPhone 5S dan 5C Meluncur 10 September


http://images.detik.com/content/2013/08/11/317/iphone_5s_iphone_5c_460.jpgBocoran foto iPhone 5S dan iPhone 5C (ist)
California - Apple akan memperkenalkan iPhone generasi terbarunya 10 September 2013 mendatang. Selain merilis iPhone 5S, perusahaan asal Cupertino, AS, ini kabarnya juga akan memperkenalkan iPhone 5 versi lebih murah, iPhone 5C.

Seperti yang saya kutip dari AllThingsD, Minggu (11/8/2013), iPhone 5S masih akan dibungkus dengan bodi yang sama dengan iPhone 5, namun dengan tambahan beberapa perbaikan, seperti prosesor yang lebih kencang, baterai yang lebih tahan lama, RAM 2GB, dan kamera 13 MP yang lebih oke dengandual LED flash.

iPhone 5S kabarnya juga akan menawarkan fitur built-in fingerprint reader untuk sistem unlock. Soal harga, kabarnya tak akan jauh beda dengan iPhone 5 saat kali pertama diperkenalkan, mulai dari Rp 8 jutaan.

Dalam peluncurannya nanti, iPhone terbaru ini juga dipastikan sudah mengusung sistem operasi iOS 7 yang turut diresmikan ketersediaannya untuk iPhone generasi sebelumnya (4, 4S, dan 5).

 
Selain merilis iPhone 5S, Apple katanya juga akan memperkenalkan iPhone 5C. Ponsel yang menggunakancasing plastik warna-warni ini disebutkan bakal dibanderol USD 490, atau sekitar Rp 5 jutaan. 

Kehadiran dua versi iPhone terbaru ini kabarnya juga tak akan memakan waktu lama. Dalam beberapa minggu keduanya sudah bisa sampai ke tangan pengguna setelah resmi diperkenalkan 10 September mendatang.
 

Jumat, 12 Juli 2013

Logitech Siapkan Kontroler Game iPhone 5?

http://images.detik.com/content/2013/07/12/317/logitechg3.jpg
Bocoran kontroler game Logitech iPhone 5 (endgadget)
Jakarta - Apple sebelumnya dikabarkan ingin menghadirkan kontroler game untuk iPhone 5. Setidaknya hal tersebut sempat dibuktikannya lewat sebuah paten yang didaftarkannya.

Bocoran terbaru itu bisa jadi menguatkan hal tersebut. Yang menarik, terdapat logo aksesoris game Logitech pada bocoran gambar yang terungkap.

Bocoran gambar yang dilansir dari Kotaku memperlihatkan perangkat berbentuk game controller dengan 4 tombol pada bagian kanannya dan sebuah tombol D-pad pada bagian kirinya. Sedangkan bagian tengahnya menyisakan ruang seukuran iPhone 5 dimana disisi kanannya terdapat sebuah konektor lightning.

Sayangnya saat detikINET mencoba mengkonfirmasi kebenaran gambar game-controller untuk iPhone 5 yang beredar, salah satu petinggi Logitech untuk Asia-Pasifik dan Jepang masih enggan mengomentari bocoran tersebut.

"Apple merupakan salah satu partner terbaik Logitech, namun mengenai hal tersebut kami belum dapat memberikan komentar apapun," ujar Moninder Jain, Managing Director Logitech Asia Pasific-Japan di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Meski Logitech mengelak dari pertanyaan yang diajukan, logo G yang menyiratkan produk G-series Logitech pada gambar game-controller iPhone tersebut bisa jadi mengartikan sesungguhnya ada kerjasama antara Apple dan Logitech dalam pengembangannya.

Namun tentu saja hal tersebut masih bersifat dugaan hingga Apple maupun Logitech mengungkapnya secara resmi ke publik.

Jumat, 14 Juni 2013

Hari ke-243 Jokowi ,Setuju BBM Dinaikkan

Ahok: Orang Miskin Tidak Butuh BBM

Jakarta - Pemerintah berencana menaikkan harga BBM dan memberikan kompensasi kepada rakyat miskin sebagai ganti BBM bersubsidi. Kebijakan itu didukung Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya, rakyat miskin memang tidak butuh BBM.
"Ya itu yang kita katakan, kita setuju tidak ada subsidi BBM. Karena orang miskin itu tidak butuh BBM," ujar Ahok di gedung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2013).  
Mantan anggota Komisi II DPR RI ini menegaskan orang miskin memang tidak membutuhkan BBM, melainkan yang diperlukan adalah jaminan harga sembako murah, biaya pendidikan, perumahan dan kesehatan.

"Orang miskin itu hanya butuh jaminan harga sembako yang tidak naik, jaminan pendidikan dapat, jaminan kesehatan dapat, jaminan perumahan dapat, jaminan tempat usaha dapat. Gitu loh. Jadi itu lebih penting. Di Jakarta itu yang penting," jelas Ahok.
Jika BBM jadi naik, lanjut Ahok, maka Pemprov Jakarta akan lebih mengoptimalkan kualitas dan pengadaan transportasi massal di Jakarta.
"Bahwa BBM nggak perlu, BBM (naik) kita sediakan transportasi. Yang penting transportasi massal yang harus murah, nyaman, aman dan terjangkau. Jadi tranportasi umum itu jangan melebihi 10 persen gaji," jelasnya.




Senin, 03 Juni 2013

List of highest-grossing films

Films generate income from several revenue streams including theatrical exhibition, home video, television broadcast rights and merchandising. However, theatricalbox office earnings are the primary metric for trade publications (such as Box Office Mojo and Variety) in assessing the success of a film, mostly due to the availability of the data compared to sales figures for home video and broadcast rights, and also due to historical practice. Included on the list are charts of the top box-office earners (ranked by both the nominal and real value of their revenue), a chart of high-grossing films by calendar year, a timeline showing the transition of the highest-grossing film record, and a chart of the highest-grossing film franchises and series. All charts are ranked by international theatrical box office performance where possible, excluding income derived from home video, broadcasting rights and merchandise.

Background shading indicates films playing in the week commencing 31 May 2013 in theaters around the world.

Highest-grossing films[10]
RankTitleWorldwide grossYearRef
1Avatar$2,782,275,1722009[# 1]
2Titanic$2,185,372,3021997[# 2]
3Marvel's The Avengers$1,511,757,9102012[# 3]
4Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 2$1,341,511,2192011[# 4]
5Iron Man 3 film currently playing$1,179,951,0002013[# 5]
6Transformers: Dark of the Moon$1,123,746,9962011[# 6]
7The Lord of the Rings: The Return of the King$1,119,929,5212003[# 7]
8Skyfall$1,108,561,0132012[# 8]
9The Dark Knight Rises$1,084,439,0992012[# 9]
10Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest$1,066,179,7252006[# 10]
11Toy Story 3$1,063,171,9112010[# 11]
12Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides$1,043,871,8022011[# 12]
13Star Wars Episode I: The Phantom Menace$1,027,044,6771999[# 13]
14Alice in Wonderland$1,024,299,9042010[# 14]
15The Hobbit: An Unexpected Journey$1,017,003,5682012[# 15]
16The Dark Knight$1,004,558,4442008[# 16]
17Harry Potter and the Philosopher's Stone$974,755,3712001[# 17]
18Jurassic Park film currently playing$969,851,8821993[# 18]
19Pirates of the Caribbean: At World's End$963,420,4252007[# 19]
20Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 1$960,283,3052010[# 20]
21The Lion King$951,583,7771994[# 21]
22Harry Potter and the Order of the Phoenix$939,885,9292007[# 22]
23Harry Potter and the Half-Blood Prince$934,416,4872009[# 23]
24The Lord of the Rings: The Two Towers$926,047,1112002[# 24]
25Finding Nemo$921,743,2612003[# 25]
26Shrek 2$919,838,7582004[# 26]
27Harry Potter and the Goblet of Fire$896,911,0782005[# 27]
28Spider-Man 3$890,871,6262007[# 28]
29Ice Age: Dawn of the Dinosaurs$886,686,8172009[# 29]
30Harry Potter and the Chamber of Secrets$878,979,6342002[# 30
31Ice Age: Continental Drift$877,244,7822012[# 31]
32The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring$871,530,3242001[# 32]
33Star Wars Episode III: Revenge of the Sith$848,754,7682005[# 33]
34Transformers: Revenge of the Fallen$836,303,6932009[# 34]
35The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 2$829,685,3772012[# 35]
36Inception$825,532,7642010[# 36]
37Spider-Man$821,708,5512002[# 37]
38Independence Day$817,400,8911996[# 38]
39Shrek the Third$798,958,1622007[# 39]
40Harry Potter and the Prisoner of Azkaban$796,688,5492004[# 40]
41E.T. the Extra-Terrestrial$792,910,5541982[# 41]
42Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull$786,636,0332008[# 42]
43Spider-Man 2$783,766,3412004[# 43]
44Star Wars$775,398,0071977[# 44]
452012$769,679,4732009[# 45]
46The Da Vinci Code$758,239,8512006[# 46]
47Shrek Forever After$752,600,8672010[# 47]
48The Amazing Spider-Man$752,216,5572012[# 48]
49The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe$745,013,1152005[# 49]
50The Matrix Reloaded$742,128,4612003[# 50

Highest-grossing films adjusted for inflation

A map of the world with different regions colored in correlating to inflation rates.
World map showing inflation rates in 2009
Due to the long-term effects of inflation, notably the significant increase of movie theater ticket prices, the list unadjusted for inflation gives far more weight to later films.[11] The unadjusted list, while commonly found in the press, is therefore largely meaningless for comparing films widely separated in time, as many films from earlier eras will never appear on a modern unadjusted list, despite achieving higher commercial success when adjusted for price increases.[12] To compensate for the devaluation of the currency, some charts make adjustments for inflation, but not even this practise fully addresses the issue since ticket prices and inflation do not necessarily parallel one another. For example, in 1970 tickets cost $1.55 or about $6.68 in inflation-adjusted 2004 dollars; by 1980, prices had risen to about $2.69, a drop to $5.50 in inflation-adjusted 2004 dollars.[13] Ticket prices have also risen at different rates of inflation around the world, further complicating the process of adjusting worldwide grosses.[11]
Another complication is release in multiple formats for which different ticket prices are charged. One notable example of this phenomenon is Avatar, which was also released in 3D and IMAX: almost two-thirds of tickets for that film were for 3D showings with an average price of $10, and about one-sixth were for IMAX showings with an average price over $14.50, compared to a 2010 average price of $7.61 for 2D films.[14] Social and economic factors such as population change[15] and the growth of international markets[16][17][18] also impact on the number of people purchasing theater tickets, along with audience demographics where some films sell a much higher proportion of discounted children's tickets, or perform better in big cities where tickets cost more.[12]
The measuring system for gauging a film's success is based on unadjusted grosses, mainly because historically this is the way it has always been done due to the practices of the film industry: the box office receipts are compiled by theaters and relayed to the distributor, which in turn releases them to the media.[19] Converting to a more representative system that counts ticket sales rather than gross is also fraught with problems due to the fact that the only data available for older films are the sale totals.[15] As the motion picture industry is highly oriented towards marketing currently released films, unadjusted figures are always used in marketing campaigns so that new blockbuster films can much more easily achieve a high sales ranking, and thus be promoted as a "top film of all time",[13][20] so there is little incentive to switch to a more economically robust system from a marketing or even newsworthy point of view.[19]
Despite the inherent difficulties in accounting for inflation, several attempts have been made. Estimates depend on the price index used to adjust the grosses,[20] and the exchange rates used to convert between currencies can also impact upon the calculations, both of which can have an effect on the ultimate rankings of an inflation adjusted list. Gone with the Wind—first released in 1939—is generally considered to be the most successful film, with Guinness World Records estimating its adjusted global gross at $3.3 billion. Estimates for Gone with the Wind's adjusted gross have varied substantially: its owner, Turner Entertainment, also estimated its adjusted earnings at $3.3 billion in 2007, a few years earlier than the Guinness estimate;[21] other estimates fall either side of this amount, with one putting its gross just under $3 billion in 2010,[22] while another provided an alternative figure of about $3.8 billion in 2006.[23] Which film is Gone with the Wind's nearest rival depends on the set of figures used: Guinnesshave Avatar in second place with nearly $2.8 billion, while other estimates see Titanic in the runner-up spot with first-run worldwide earnings of almost $2.9 billion at 2010 prices. Including the Guinness figures, estimates for Star Wars (1977) range from $2.2–2.7 billion at 2010/11 price levels, while E.T. the Extra-Terrestrial has earned approximately $1.9–2.2 billion, and the $1.9–2.0 billion figure for Jaws is corroborated by The Economist
Highest-grossing films adjusted for inflation[25]
RankTitleWorldwide gross
(constant $)
Year
1Gone with the Wind$3,301,400,0001939
2Avatar$2,782,300,0002009
3Star Wars$2,710,800,0001977
4Titanic$2,413,800,000T1997
5The Sound of Music$2,269,800,0001965
6E.T. the Extra-Terrestrial$2,216,800,0001982
7The Ten Commandments$2,098,600,0001956
8Doctor Zhivago$1,988,600,0001965
9Jaws$1,945,100,0001975
10Snow White and the Seven Dwarfs$1,746,100,0001937